Blogger Widgets

Ekonomi

Berikut adalah Informasi dan Berita tentang perekonomian

Sistem Ekonomi Indonesia Sekarang Ini

Sistem Ekonomi Indonesia Sekarang Ini - Sistem Ekonomi Indonesia Sekarang Ini seperti apa dan bagaimana Sistem Ekonomi Indonesia yang sebenarnya mari kita simak dibawah ini ulasan lengkap Mengenai Sistem Ekonomi Indonesia Sekarang Ini


Berbicara mengenai sistem ekonomi, istilah tersebut dapat dimaknai sebagai sebuah sistem atau perpaduan dari berbagai aturan dan aspek serta mekanisme yang saling bergantungan satu sama lain dan memiliki tujuan untuk menyalurkan atau mengalokasikan seluruh kekayaan atau sumber daya yang dimiliki kepada seluruh rakyatnya secara merata.

Dengan demikian istilah Sistem Ekonomi Indonesia merupakan sebuahsistem atau perpaduan dari berbagai aturan dan aspek serta mekanisme yang saling bergantungan satu sama lain dan memiliki tujuan untuk menyalurkan atau mengalokasikan seluruh kekayaan atau sumber daya milik negara yang ada kepada seluruh rakyat Indonesia secara adil dan merata. Meskipun pada kenyataannya tujuan tersebut masih belum direalisasikan dengan baik.

Dalam upaya menjaga keseimbangan dan kestabilan Perekonomian Indonesia, Negara Indonesia menggunakan sistem ekonomi campuran. Dimana pemerintah memadukan dua sistem ekonomi sekaligus yaitu sistem ekonomi pasar dan terencana atau terpimpin, namun tidak pernah lepas dari nilai-nilai landasan Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945.

Dalam UUD RI tahun 1945 pasal 33 ayat 1 sampai dengan 3 disebutkan bahwa:

Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Ketiga Ayat dari pasal 33 UUD 1945 tersebutlah yang dijadikan pedoman dalam menyusun sistem ekonomi indonesia yang lebih mementingkan demokrasi Ekonomi Indonesia yang terencana ini.
Ciri-ciri sistem ekonomi Indonesia

Negara Indonesia memiliki Sistem ekonomi yang berlandaskan pada UUD 1945 pasal 33 yang telah disebutkan diatas dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Pemerintah memiliki peranan yang penting sama hal nya dengan Swasta. namun peranan penting tersebut tidak berarti dominan. Peranan yang penting namun tidak dominan dari pemerintah dan swasta tersebut bertujuan Agar tidak terjadinya sistem ekonomi komando yang hanya dimonopoli oleh beberapa pihak saja dan juga menghindari adanya sistem ekonomi pasar bebas yang sebebas-bebasnya.

Sistem ekonomi Indonesia berdasarkan pada asas kekeluargaan sehingga hal itu menjadikan perekonomian di Indonesia tidak hanya didominasi oleh faktor modal saja, namun juga didominasi oleh keberadaan buruh yang juga dianggap memiliki peranan yang sama pentingnya.

Semua kegiatan perekonomian dilaksanakan oleh rakyat, dan untuk rakyat dibawah pengawasan dari pemerintah, Semua kekayaan alam Indonesia yang mencakup bumi, Air, dan udara di Indonesia sepenuhnya dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat.

Sumber-sumber kekayaan alam dan keuangan yang dimiliki oleh negara dimanfaatkan dengan dasar mufakat dari lembaga perwakilan rakyat yang mendengarkan aspirasi rakyat, dan diawasi oleh kebijakan yang dibuat oleh lembaga perwakilan rakyat pula.

Seluruh warga negara Indonesia memiliki hak untuk menentukan pekerjaan yang akan dilakukannya dan semua Warga negara memiliki hak untuk mendapatkan kelayakan hidup.

Hak kepemilikan individu diakui namun tidak boleh bertentangan dengan hak masyarakat lainnya.

Potensi, inisiatif dan daya kreasi semua Warga negara Indonesia dapat dikembangkan semaksimal mungkin dengan batasan tidak mengganggu kepentingan masyarakat lain secara umum.

Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
Sistem ekonomi syariah di Indonesia

Sistem ekonomi syariah atau Islam merupakan salah satu sistem ekonomi yang juga ada di Indonesia. Sistem ekonomi syariah merupakan sistem ekonomi Indonesia yang pada dasarnya bersumber dari syariat Islam. Dalam pelaksanaannya, sistem ekonomi syariah ini tidak begitu mengharapkan pada jumlah laba yang besar namun mengedepankan pada menghindari riba atau hal-hal tidak baik lainnya dalam perekonomian. sistem ekonomi syariah di Indonesia berkembang sangat pesat dengan bukti nyata bahwa hampir seluruh bank di Indonesia memiliki program syariah bagi nasabahnya.

Sumber : http://otempoquehadevir.blogspot.com

 

MINT Bakal Geser BRIC Jadi Kelompok Raksasa Perekonomian Dunia

MINT Bakal Geser BRIC Jadi Kelompok Raksasa Perekonomian Dunia
Liputan6.com, London : Pada 2001, dunia mulai melirik negara-negara anggota BRIC antara lain, Brasil, Rusia, India dan China sebagai penggerak ekonomi global yang sangat potensial.
Istilah BRIC tersebut diberikan ekonom senior ternama Jim O'Neill yang saat ini justru melirik kelompok baru sebagai raksasa negara berkembang di masa depan yaitu, MINT.
Seperti dikutip dari BBC, Senin (6/1/2014), MINT merupakan singkatan dari Meksiko, Indonesia, Nigeria dan Turki. Di masa depan, kombinasi kekuatan empat negara tersebut dapat mematahkan BRIC dan menembus 10 besar daftar perekonomian negara terbesar di dunia.
BRIC dikenal sebagai negara dengan jumlah populasi penduduk yang besar, kelompok tersebut memiliki kawasan demografis yang sangat baik guna menunjang pertumbuhan ekonominya. Terdapat juga potensi peningkatan kemampuan dan keahlian tenaga kerja yang besar di empat negara tersebut. Dibandingkan dengan BRIC, MINT memiliki beberapa keunggulan yang lebih besar, baik dari segi geografis, ekonomi, maupun politik.
Menteri Luar Negeri Meksiko, Jose Antonio Meade Kuribrena menegaskan, negaranya memiliki semua posisi geografis yang dapat bermanfaat sebagai pengatur pola perubahan sistem perdagangan dunia. Meksiko merupakan pintu utama lain untuk masuk ke pasar Amerika Serikat (AS) dan tidak terbatas pada Amerika Latin saja.
Sementara Indonesia berperan sebagai jantung Asia Tenggara dan juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan China. Sebagaimana telah diketahui banyak pihak, Turki merupakan negara yang masuk ke kawasan Barat dan Timur.
Terakhir, Nigeria akan terus berkembang jika negara-negara di Afrika berhenti saling bersaing dan bekerja sama mendorong perdagangannya.
Penyatuan empat negara berkembang ini juga diprediksi dapat memberikan dorongan lebih besar bagi Nigeria untuk menjadi anggota G20 seperti yang telah dilakukan tiga negara lainnya.
Sementara secara ekonomi, Meksiko, Indonesia dan Nigeria berperan sebagai produsen berbagai komoditas dan hanya Turki yang tidak memiliki peranan serupa. Berbeda dengan BRIC, hanya Brasil dan Rusia yang berperan sebagai produsen komoditas sementara dua di antaranya tidak termasuk.
Bicara soal kekayaan sumber daya, Meksiko dan Turki berada di level yang sama dengan penghasilan sekitar US$ 10 ribu per kapita.
Sementara di Indonesia sebesar US$ 3.500 dan US$ 1.500 di Nigeria yang setara dengan India. Memang, jumlahnya jauh di bawah Rusia yang pendapatan per kapitanya bernilai US$ 14 ribu dan Brasil US$ 11.300.
Keunggulan lain ditunjukan MINT berdasarkan daya tarik investasinya bagi para investor. Negara-negara MINT dianggap dapat memikat lebih banyak investor dibandingkan BRIC. Selain itu, melakukan perjalanan bisnis ke Nigeria dan Turki ternyata tidak sesulit apa yang sering dibicarakan orang lain.
Perkembangan travel di Turki sangat pesat dan membuatnya menjadi negara dengan pertumbuhan maskapai terbesar di dunia. Sayangnya, O'Neill menilai, Indonesia sebagai negara yang penuh tantangan dan perlu segera diatasi. Indonesia juga dituntut untuk segera membuktikan perkembangan infrastrukturnya.
Berbicara soal kreativitas berbisnis, Gubernur Bank Sentral Nigeria Lamido Sanusi telah membuktikannya dengan memerangi aksi korupsi yang terjadi. Baginya korupsi dapat menahan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Maka untuk meningkatkannya, pemerintah harus lebih memperhatikan pendidikan dan transparansi pada rakyat.
Sementara itu, berbagai kebijakan energi yang dirilis Meksiko dan Nigeria menunjukkan adalanya inisiatif besar dari kedua negara MINT itu, Artinya, jika diterapkan, jumlah produksinya dapat tumbuh secara signifikan.
Di Nigeria, hampir semua pebisnis menunjukkan kekuatannya untuk memajukan negara. Sementara itu, dia menilai berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia bisa jadi menguntungkan dan berubah menjadi peluang.
Jadi, dalam 30 tahun ke depan, O'Neill sangat yakin MINT dapat menggeser BRIC dan menembus daftar 10 negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia. (Sis/Ahm)

Sumber :liputan6.com

 

Berikut adalah berita ekonomi dari luar negeri

Masih Pantaskah AS Disebut Negara Maju?

Masih Pantaskah AS Disebut Negara Maju?
(thefiscaltimes.com)
Liputan6.com, New York : Saat ini AS tengah menunjukkan ketidakstabilan pergerakan ekonomi. Dengan morat-maritnya ekonomi AS, masih pantaskah si Paman Sam dijuluki negara maju? Banyak yang bilang AS kini adalah negara berkembang. Nah Lho!
Kondisi itu dapat dilihat dari penghentian operasional sebagian pemerintahan di Amerika Serikat (shutdown AS) dan pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS oleh China.
Lalu apakah AS sekarang setara dengan negara berkembang? Bagaimana para pakar ekonomi menilainya?
Seperti mengutip CNBC, Selasa (29/10/2013), para pakar ekonomi telah lama membandingkan AS dengan sejumlah negara berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Perbandingan tersebut khususnya berkaitan dengan isu-isu di bidang infrastruktur, jaminan kesehatan sampai pendidikan.
Namun seiring dengan beroperasinya kembali pemerintah AS setelah 16 hari mengalami shutdown, perbedaannya semakin jauh. Badan pemeringkat China, Dagong, memangkas peringkat ekonomi untuk AS akibat utangnya dan menyandingkannya bersama Brasil dengan proyeksi negatif.
"Jika negara lain di planet ini bermain dengan permainan pemerintah yang hanya dimainkan AS, mata uang akan hancur dan obligasi akan diperdagangkan dengan harga tinggi untuk menekan level kehancuranya. Alasan satu-satunya hal tersebut tidak pernah terjadi karena tak satupun yang mampu membuatnya terjadi," ujar Kepala Penelitian Ekuitas Asean di JP Morgan James Sullivan.
Dia juga tidak paham mengapa banyak orang tak mampu membiarkan nilai dolar AS melemah.
"Mengapa orang-orang tidak menjual asetnya lebih agresif daripada yang sekarang mereka lakukan? Karena memang tak satupun yang mau melihat nilai dolar ambruk," ujarnya.
Namun menurut Direktur Pelaksanan Strategi Mata Uang Asing BK Asset Management Boris Schlossberg, dolar AS masih merupakan pasar terbesar, paling menarik dan paling transparan bagi para investor.
"Tak ada yang bisa meremehkan nilai transparansi yang ditunjukan AS," ungkapnya.
Asetnya Tak Lagi Berharga
Sementara Ekonom Senior Credit Agricole Marie Owens Thomsen mengatakan, mengacu pada kedalaman pasar berarti aset AS tidak lagi berharga jika dinilai berdasarkan dasar-dasar makro ekonomi. Hal itu akan membuat AS melakukan perdagangan di luar kemampuannya.
Maka agar AS bisa tetap berdagang sesuai kemampuannya, diperlukan sejumlah alternatif untuk pasar finansial AS. Dia juga mengkhawatirkan peningkatan yang ditunjukan mata uang China.
"Jika yuan semakin terbuka pada mata uang asing lainnya, banyak hal dapat berubah dengan cepat. Pada 2030, sistem keuangan dunia bisa jadi sangat berbeda dengan sekarang," jelas Thimsen.
Status AS: Negara Berkembang
Sementara wakil kepala manajemen portofolio negara-negara berkembang Ramin Toloui menegaskan status AS sebagai negara berkembang. Bagi dia sangat tak masuk akal mengatakan AS sebagai pasar yang berisiko.
"Secara empiris, historis, ada perbedaan antara negara-negara maju yang berutang dengan negara-negara berkembang," jelasnya sambil menyebutkan beberapa faktor pendukung seperti pendapatan per kapita, kekuatan lembaga keuangan dan status cadangan dolar AS.
Toloui juga menegaskan, masih banyak investor yang menaruh minatnya pada aset-aset AS. Tetapi hal itu bukan alasan bagi para pemimpin politik untuk langsung merasa puas dengan pertumbuhan ekonomi atau dengan perpanjangan batas utang AS. Sejumlah faktor lain juga menopang status ekonomi AS saat ini seperti diungkap Sullivan.
"Dari sudut pandang lain soal aset, AS masih merupakan negara dengan tenaga kerja paling berpendidikan dan paling produktif di atas dunia ini. Sangat sulit rasanya bertaruh dengan hal tersebut. Pemerintah berupaya keras sehingga tak ada satu pun yang bisa meragukan itu (kualitas tenaga kerja AS)," ungkap Sullivan.
Namun dari sudut pandang lain, AS tengah membutuhkan investasi besar-besaran di bidang infrastruktur. Yang tidak dapat disangkal dari AS adalah tingkat kehidupan dan pendapatan per kapitanya.
Thomsen mengungkapkan, di titik itu, sangat sulit membandingkan AS dengan negara-negara berkembang. Yang lebih mengkhawatirkan adalah tingkat perubahan reformasi struktural, yang sekarang belum menunjukan dampak positif.
"Negara-negara yang akan menang adalah mereka yang melakukan paling banyak reformasi struktural atau memiliki momentum yang paling menguntungkan dari tingkat perubahan tersebut. Saat ini, momentum itu jauh lebih besar di Jepang , China dan Eropa daripada di AS. Itulah yang mengkhawatirkan bagi AS," tandasnya.(Sis/Nur/Igw)

Sumber : Liputan6.com

 

Pasar Minuman Kemasan Indonesia Semakin Digemari Industri

Oleh Cipto - Rubrik Ekonomi Bisnis
05 Februari 2014 19:01:00 WIB
WE.CO.ID, Jakarta - Pasar minuman kemasan siap minum di Indonesia menjadi ceruk yang semakin digemari pelaku usaha di dalam sektor industri makanan dan minuman di Tanah Air.
"Minuman kemasan 'ready to drink' adalah pasar terbesar kedua dalam minuman setelah air mineral," kata Direktur PT Indofood Asahi Sukses Beverages Anastasia Sutadji dalam acara peluncuran produk minuman Ichi Ocha di Jakarta, Rabu (5/2/2014)
.
Menurut Anastasia Sutadji, pasar minuman nonalkohol di Indonesia juga sangat menjanjikan dengan nilai lebih dari Rp40 triliun per tahun.
Apalagi, ujar dia, minuman teh hijau seperti Ichi Ocha yang merupakan produk keluaran perusahaannya juga dinilai selaras dengan minuman sehat yang semakin digemari masyarakat Indonesia.
"Semakin banyaknya orang yang minum 'green tea' atau teh hijau seiring dengan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat," katanya.
Ia juga mengatakan, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang rata-rata mencapai 6 persen per tahun juga diyakini akan membuat daya beli masyarakat Indonesia semakin kuat.
Anastasia mengemukakan, Ichi Ocha itu sendiri juga merupakan produk berkualitas antara lain karena menggunakan proses satu kali penyeduhan dan diracik sesuai dengan selera konsumen masyarakat Indonesia.
Sementara itu, Direktur PT Indofood Asahi Sukses Beverages Yoshimi Miyano mengatakan, yang membedakan Ichi Ocha dengan produk sejenis lainnya adalah jenis daun teh dan teknologi yang digunakan dalam memprosesnya.
"Ichi Ocha diproduksi menggunakan teknologi Jepang di mana daun teh hanya digunakan dan diekstrak satu kali saja," ujarnya.
Produk Ichi Ocha itu sendiri juga merupakan produk pertama dari PT Indofood Asahi Sukses Beverages yang merupakan perusahaan patungan ("joint ventures") antara PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dengan Asahi Group Holdings Southeast Asia Pte Ltd. (Ant)

Sumber : Wartaekonomi.co.id

 

 Berikut berita ekonomi di Indonesia

Pemerintah Diminta Konsisten Jalankan Perpres BBM Nelayan

WE.CO.ID, Jakarta - Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto meminta pemerintah menjalankan secara konsisten Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2012 yang mengatur pemakaian bahan bakar minyak subsidi untuk kapal nelayan.
"Pemerintah mesti konsisten menjalankan peraturan yang sudah ditetapkan itu," katanya di Jakarta, Rabu (5/2/2014).
Perpres 15/2012 tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis BBM Tertentu tertanggal 7 Februari 2012 menyebutkan, hanya kapal dengan bobot maksimum 30 "gross" ton (GT) yang boleh menggunakan BBM bersubsidi.
Aturan tersebut disusul Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Perpres 15/2012 tertanggal 24 Februari 2012 yang mengatur kapal di bawah 30 GT hanya boleh mengonsumsi BBM subsidi maksimal 25 kiloliter per bulan.
Pemerintah menganggap, kapal di bawah 30 GT merupakan usaha kecil, sedangkan di atas 30 GT sudah masuk golongan menengah ke atas yang tidak berhak mendapat BBM subsidi.
Data Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan, dari sekitar 500.000 kapal perikanan, terdapat 95 persen berukuran di bawah 30 GT.
Dengan demikian, hanya lima persen kapal yang berukuran di atas 30 GT.
Perpres tersebut mulai berlaku setelah Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengeluarkan surat bernomor 29/07/Ka.BPH/2014.
Surat yang ditandatangani Kepala BPH Migas pada 15 Januari 2014 tersebut memerintahkan kepada distributor BBM nelayan yakni PT Pertamina, PT AKR Tbk, dan PT Surya Parna Niaga tidak melayani pembelian BBM subsidi kepada kapal di atas 30 GT mulai akhir Januari 2014.
Atas keputusan tersebut, para nelayan yang tergabung dalam Front Nelayan Bersatu (FNB) melakukan aksi demonstrasi di Istana dan Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu.
Nelayan memprotes Perpres 15/2012 karena menambah biaya operasional pembelian BBM.
Pri Agung mengatakan, kapal nelayan yang berbobot di atas 30 GT sudah semestinya tidak boleh memakai BBM subsidi.
"Jika dilihat dari tampilan fisik kapal dengan ukuran di atas 30 GT, pemiliknya atau yang menggunakannya sebagai sarana usaha, jelas tidak layak untuk dikategorikan penerima subsidi," katanya.
Apalagi, lanjutnya, sebagian besar kapal nelayan masih berukuran di bawah 30 GT. (Ant)

Sumber : Wartaekonomi.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar